Pentingnya Skrining Pendengaran untuk Bayi Baru Lahir

gambar ini adalah contoh Skrining Pendengaran Bayi

Pendengaran adalah salah satu indra yang sangat penting bagi perkembangan bayi. Dengan pendengaran yang baik, bayi dapat mulai mengenal suara, memahami bahasa, dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu, skrining pendengaran bayi baru lahir menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa pendengaran bayi berfungsi dengan baik sejak awal kehidupan mereka.

1. Apa Itu Skrining Pendengaran Bayi?

Skrining pendengaran bayi adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan gangguan pendengaran pada bayi baru lahir. Tes ini biasanya dilakukan dalam beberapa hari pertama setelah bayi lahir, bahkan sebelum mereka meninggalkan rumah sakit. Tujuan utama skrining ini adalah untuk mengetahui apakah bayi memiliki gangguan pendengaran yang bisa mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasanya.

2. Mengapa Skrining Sangat Penting?

Melakukan skrining pendengaran bayi sejak dini memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Deteksi Dini Masalah Pendengaran – Semakin cepat gangguan pendengaran terdeteksi, semakin cepat intervensi dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan bayi.
  • Mencegah Gangguan Perkembangan Bicara – Bayi yang tidak bisa mendengar dengan baik cenderung mengalami keterlambatan dalam berbicara dan memahami bahasa.
  • Mendukung Perkembangan Sosial dan Emosional – Dengan pendengaran yang baik, bayi bisa lebih mudah berinteraksi dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.
  • Memastikan Penanganan Lebih Cepat – Jika gangguan pendengaran terdeteksi, dokter dapat segera memberikan solusi seperti terapi wicara, alat bantu dengar, atau implan koklea jika diperlukan.

3. Bagaimana Proses Skrining Pendengaran Bayi Dilakukan?

Skrining pendengaran bayi biasanya dilakukan dengan dua metode utama:

a. Otoacoustic Emissions (OAE)

Tes ini mengukur respons telinga bagian dalam terhadap suara. Selama tes, alat kecil ditempatkan di telinga bayi, kemudian suara lembut diperdengarkan. Jika telinga bayi berfungsi normal, akan ada respons yang bisa diukur oleh alat tersebut.

b. Auditory Brainstem Response (ABR)

Tes ini mengukur aktivitas listrik di otak sebagai respons terhadap suara. Sensor kecil ditempatkan di kepala bayi untuk mendeteksi apakah otak merespons suara yang diberikan melalui earphone kecil. Tes ini sering digunakan jika hasil dari OAE kurang jelas.

4. Apa yang Terjadi Jika Bayi Tidak Lulus Skrining?

Jika bayi tidak lulus skrining pendengaran pertama, bukan berarti ia pasti mengalami gangguan pendengaran. Ada beberapa alasan mengapa hasilnya bisa tidak akurat, seperti adanya cairan di telinga bayi saat lahir atau bayi terlalu gelisah selama tes.

Langkah selanjutnya jika bayi tidak lulus skrining pertama:

  1. Tes Ulang – Biasanya dilakukan dalam beberapa minggu setelah tes pertama.
  2. Pemeriksaan Lebih Lanjut – Jika hasilnya masih meragukan, bayi akan dirujuk ke spesialis audiologi untuk pemeriksaan lebih mendalam.
  3. Intervensi Dini – Jika gangguan pendengaran terkonfirmasi, dokter akan merekomendasikan berbagai solusi seperti alat bantu dengar atau terapi pendengaran.

5. Bagaimana Orang Tua Bisa Mendukung Perkembangan Pendengaran Bayi?

Setelah bayi lulus skrining pendengaran, orang tua tetap perlu memperhatikan perkembangan pendengaran dan bahasa bayi. Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Ajak Bayi Berkomunikasi – Bicaralah dengan bayi sesering mungkin agar mereka terbiasa dengan berbagai suara dan kata.
  • Gunakan Musik atau Suara Lembut – Memperdengarkan musik lembut dapat membantu merangsang pendengaran bayi.
  • Amati Respons Bayi terhadap Suara – Jika bayi tidak bereaksi terhadap suara keras atau tidak menoleh saat dipanggil, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Jangan Abaikan Infeksi Telinga – Infeksi telinga yang tidak diobati dapat mempengaruhi pendengaran bayi dalam jangka panjang.

6. Kesimpulan

Skrining pendengaran bayi baru lahir adalah langkah penting untuk memastikan perkembangan pendengaran yang optimal. Dengan deteksi dini, gangguan pendengaran bisa segera ditangani sehingga bayi tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebagai orang tua, pastikan bayi menjalani tes ini setelah lahir dan terus perhatikan perkembangan pendengarannya selama masa pertumbuhan. Dengan begitu, bayi bisa memiliki kesempatan terbaik untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga : Langkah-Langkah Untuk Menjadi Seorang Ahli Audiolog